Kamis, 11 Oktober 2012

Rambut, Senyum dan Aksi Suherman Curi Perhatian di Homeless World Cup 2012


AGEN BOLA | TARUHAN BOLA | AGEN BOLA ONLINE Mexico City - Salah satu pemain Indonesia di ajang Homeless World Cup 2012, Suherman, menyita perhatian berkat gaya yang nyentrik, senyum yang selalu terkembang, dan aksi yang tangkas.
Penampilan Suherman di lapangan memang begitu mudah dikenali. Berdiri di depan gawang Indonesia, ia seperti anak punk dengan potongan rambut mohawk-nya, dan dicat warna-warni pula.

Meski demikian, pria yang oleh teman-temannya dijuluki "Si Piton" itu tidak terlihat "sangar". Sebaliknya, ia selalu tersenyum dalam berbagai momen, termasuk saat Indonesia bertanding melawan Peru di putaran pertama grup.


Walaupun timnya kalah 3-6, tapi Suherman mendapat "penghargaan" khusus dari wasit asal Australia, Harry Millas, yang terkesan dengan spirit dia. Menurut sang wasit, senyum Suherman adalah inspirasi bagi banyak orang, karena dalam keadaan menang maupun kalah ia tetap tersenyum. Millas pun menghadiahi Suherman sebuah peluit spesial, yang menurut dia cuma ada 18 buah di dunia.

Senyum dan gaya nyentrik Suherman juga menjadi perbincangan di beberapa media di Meksiko. Sseorang reporter Canal Uno, sebuah jaringan TV swasta di Meksiko, menyebutkan bahwa rambut Suherman begitu identik dengan Indonesia, yang pemain-pemainnya relatif bertubuh kecil tetapi selalu menang dalam setiap pertandingan.

Koran Mexico el Excelsior edisi Rabu 10 Oktober 2012, mengangkat kisah kehidupan Suherman sebagai pemain yang berasal dari kaum miskin kota di Indonesia, tetapi mampu menunjukkan kehebatan di laga Internasional.

Suherman terpilih ke dalam tim Indonesia yang diwakili LSM nirlaba Rumah Cemara melalui League Of Change (LOC) yang diadakan di Bandung pada Februari lalu. Ia mengaku tidak menyangka bisa terpilih dari seleksi yang melibatkan sekitar 80 orang orang delapan provinsi tersebut.

"Saya nggak nyangka bisa lolos dan masuk tim inti HWC untuk bela Indonesia. Saya malahan nggak pernah mimpi bisa naik pesawat terbang sampai Meksiko," tutur Suherman.

Selain senang dan bangga, pria asal Bandung itu mengaku amat terkesan dengan pengalaman yang dia peroleh di hari-hari pertamanya di Meksiko. Iklim panas dan kering membuatnya mimisan beberapa kali. Oksigen yang tipis membuatnya gampang kelelahan.

"Di Meksiko ini, main bola 7 menit serasa main satu jam. Energi saya cepat sekali habis."

Suherman dan juga rekan-rekannya juga menegaskan tekadnya untuk bermain sebaik mungkin dan sekuat tenaga untuk mencapai prestasi setinggi mungkin.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mempersembahkan yang terbaik untuk Merah Putih," cetusnya.

Suherman juga berharap sekembalinya di tanah air, kaum miskin kota, kaum pecandu, penderita AIDS dapat menjadi manusia yang lebih baik, dan masyarakat tidak memandang mereka sebelah mata ataupun sebagai sampah masyarakat.

"Kami yang selama ini termarjinalkan adalah juga manusia yang bisa berbuat salah. Tapi kami juga dapat dan mampu kembali menjadi manusia yang lebih baik," imbuhnya.

0 komentar:

Posting Komentar